#

pengunjung

Ikatan Santri dan Alumni Al Urwatul Wutsqo Lamongan PRIMPEN BLULUK LAMONGAN
I
S
M
A
U
L
A
O
K
d
e
c
h
.
.
.
!
!
!

Selasa, 01 November 2011

Tafsir Amaly Surah Al-Baqarah [ayat 26-30]

SURAT KE 2 : 286 ayat
2:26

26. Inna Allaaha laa yastahyii an yadlriba matsalan maa ba’uudlotan famaa fauqohaa  faamma alladziina aamanuu faya’lamuuna annahu al haqqu min robbihim wa ammalladziina kafaruu fayaquuluuna maadzaa arooda allaahu bi haadzaa matsalan yudhillu bihii katsiiron wa yahdii bihii katsiiron wa maa yudhillu bihii illalfaasiqiina.
Sungguh Allah tidak malu untuk membuat perumpamaan suatu (berupa) nyamuk, maka apa yang diatasnya, maka adapun orang-orang yang mereka beriman, maka mereka mengetahui sungguh itu benar dari Tuhan mereka, dan adapun orang-orang yang mereka kafir, maka mereka berkata,”Apakah maksud Allah dengan perumpamaan ini, Dia sesatkan dengannya (orang) banyak, dan Dia tunjuki dengannya (orang) banyak”, dan Dia tidak menyesatkan dengannya kecuali (pada) orang-orang fasik.
…laa yastahyii…: Kita menghindari malu yang menyebabkan kesesatan atau tidak pada jalan kebenaran. Sebagaimana Allah membuat perumpamaan atas Maha Kuasa-Nya dengan penciptaan nyamuk. Misalnya, kita menghindari malu yang menyebabkan tidak mau berdakwah.
An yadlriba matsalan : 1. Kita berharap mendapat petunjuk dengan adanya perumpamaan. 2. Kita berdakwah dengan membuat perumpamaan-perumpamaan untuk memperjelas pesan yang disampaikan.
Ba’uudlotan : 1. Kita ingat nyamuk maka ingat Maha Kuasa Allah yang telah menciptakan nyamuk. Misalnya : nyamuk diciptakan dari jentik. 2. Kita lihat penciptaan apapun maka kita ingat Allah. Hal ini dikiyaskan dengan penciptaan nyamuk.
Famaa fauqohaa : Kita ingat Maha Kuasa Allah yang telah menciptakan jasad renik. Misalnya bakteri , sel, atom dan sebagainya.
…alladziina aamanuu : Kita berusaha menjadi orang yang beriman, karena orang yang beriman disukai oleh Allah dan dijamin masuk surga.
Fa ya’lamuuna : Kita berusaha menggunakan ilmu atas sesuatu. Sebab menggunakan ilmu berarti amal sholeh yang paling tinggi. Ilmu adalah yang mengagungkan Allah.
Annahu al haqqu : Kita berusaha melihat hakekat dibalik materi. Misalnya, kita melihat nyamuk pada hakekatnya melihat Maha Kuasa-Nya Allah dalam menciptakan nyamuk.
Min robbihim : Kita mengarahkan tujuan tafakkur untuk menyadari semua itu dari Allah atau atas kekuasaan Allah.
..alladziina kafaruu : Kita menghindari menjadi orang kafir, karena orang kafir dibenci Allah dan pasti masuk neraka.
Fayaquuluuna maadzaa ,…: Kita menghindari sifat orang kafir yang kata-katanya bernada menghinakan Allah. Seharusnya melihat ciptaan mengatakan subhaanallaah tetapi tiadk  demikian, malah mengabaikan.
Bihaadzaa matsalan : Kita menghindari sifat orang kafir yang menghinakan Maha Kuasa Allah dalam menciptakan sesuatu saat diperlihatkan perumpamaan.
Yudlillu bihii katsiiron : Kita hindari termasuk kebanyakan orang yang disesatkan Allah.
Wa yahdii ,..: Kita berusaha dan mohon kepada Allah termasuk golongan yang diberi petunjuk, dengan cara banyak ingat Maha Kuasa Allah dalam penciptaan.
…yudlillu..faasiqiina : 1. Kita yakin bahwa Allah menyesatkan karena kefasikan yang ada pada kita . 2. Kita menghindari termasuk golongan orang yang fasik yaitu orang yang disesatkan oleh Allah. 


2:27
27. Al ladziina yanqudluuna ‘ahda alloohi min ba’di miitsaaqihii wa yaqtho’uuna maa amarolloohu bihii an yuushola wa yufsiduuna fi al ardli ulaa’ika humu al khoosiruuna.
Orang-orang yang mereka melanggar (pada) janji Allah dari sesudah peneguhannya, dan mereka memutus apa yang Allah memerintah dengannya untuk disambung, dan mereka merusakkan di bumi. Mereka itu, mereka, orang-orang yang rugi.
Alladziina yanqudluuna ‘ahda Allaahi : 1. Kita menghindari melanggar perjanjian Allah SWT dengan cara banyak iman dan amal Sholeh. 2. Kita banyak ingat dan berusaha menjalankan perjanjian kita pada Allah yaitu berjanji untuk selalu menghamba pada-Nya.
Min ba’di miitsaaqihii : Kita berusaha menepati janji, termasuk menepati janji kita pada Allah yaitu selalu menghamba.
Wa yaqtho’uunaa : Kita hindari menjadi orang yang memutus silaturrahmi.
Maa amaro Allaahu  : Kita utamakan melaksanakan apa yang diperintah Allah saja, tidak yang lain.
An yuushola : Kita berusaha untuk menyambung tali silaturrahmi pada keluarga, guru, kyai, dan sebagainya.
Wayufsiduuna fii al ardli : Kita hindari membikin kerusakan di bumi. Termasuk membikin kerusakan di bumi adalah mengumbar aurat dan sebagainya.
Ulaaika humu al khoosiruuna : 1. Kita yakin bahwa yang dimaksud “mereka itu” dalam ayat ini adalah termasuk kita. 2. Kita berusaha menghindari menjadi termasuk golongan “mereka”, yaitu orang-orang yang rugi, dengan cara berusaha menempati janji kita kepada Allah yaitu untuk selalu menghamba pada-Nya. 
2:28
28. Kaifa takfuruuna billaahi wa kuntum amwaatan fa ahyaakum tsumma yumiitukum tsumma yuhyiikum tsumma  ilaihi turja’uuna.
Bagaimana kalian kafir dengan Allah, dan kalian adalah mati, maka Dia hidupkan kalian, lalu Dia matikan kalian, lalu Dia hidupkan kalian, lalu kepada-Nya kalian dikembalikan.
Kaifa takfuruuna bi Allahi : Kita menghindari kafir atau ingkar terhadap Allah. Termasuk ingkar pada Allah adalah ingkar pada hukum-hukum Allah, dan sebagainya.
Amwaatan fa’ahyaakum : 1. Kita banyak ingat dan sering membuktikan bahwa kita diciptakan oleh Allah dari benda mati. Misalnya : Nabi Adam dari tanah mati dan ibu Hawa dari tulang yang mati. 2. Kita sering mengingat kekuasaan Allah yang menghidupkan kita dari benda mati.
Tsumma yumiitukum : Kita ingat bahwa Allah Kuasa mematikan segala sesuatu. Sehingga kita menyiapkan kematian dengan cara banyak beramal sholeh selama hidup didunia.
Tsumma yuhyiikum : 1. Kita banyak ingat Allah Maha Kuasa menghidupkan kita di alam selama-lamanya. 2. Kita menyadari bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah di alam selama-lamanya.
…ilaihi turja’uuna : Kita selalu ingat bahwa kita akan dikembalikan oleh Allah di alam selama-lamanya, sehingga kita memperbanyak amal kebaikan delama di dunia.
2:29
29.  Huwa al ladzii kholaqo lakum maa fi al ardli jamii’an tsumma istawaa ila as samaa’i fa sawwaahunna sab’a samaawaatin wa huwa bikulli syai’in ‘aliimun.
Dia Dzat yang menciptakan bagi kalian apa yang di bumi semua, kemudian Dia menghendaki kepada langit, maka Dia menyempurnakan tujuh langit, dan Dia terhadap tiap sesuatu Maha Mengetahui.
…kholaqo…: Kita banyak ingat bahwa Daa Allah yang Maha Menciptakan termasuk bumi.
Lakum maa fi al ardli jamii’an : 1. Kita sadari bahwa bumi dan isinya diciptakan Allah untuk manusia, sehingga kita banyak syukur pada Allah atas penciptaan bumi dan isinya. 2. Kita lihat bumi, ingat Allah yang menciptakan.
…ilaa as samaa’I fasawwaahunna : Kita lihat langit, ingat Allah yang menyempurnakan menjadi tujuh langit.
Sab’a samaawaatin : Kita meyakini bahwa langit ada tujuh, dan yang berupa materi adalah langit dunia. Tetapi, kita serahkan pemahaman tujuh langit itu pada Allah, Nabi atau Ulama’.
…aliimun : 1. Kita menyadari bahwa Allah mengetahui perbuatan dan hati kita, sehingga kita gunakan hati kita untuk selalu mengagungkan Allah SWT. 2. Kita berbuat kebaikan hanya ingin diketahui oleh Allah saja, bukan yang lain.
2:30
30. Wa idz qoola rabbuka lilmalaaikati innii jaa’ilun fi al ardli kholiifatan qooluu ataj’alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfiku ad adimaa’ wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqoddisulaka qoola innii a’alamu maa laa ta’lamuuna.
Dan ketika Tuhanmu berfirman bagi para malaikat, ”Sungguh aku Dzat yang menjadikan di bumi kholifah”, mereka berkata. “Apakah Kau jadikan orang yang merusakkan di dalamnya, dan menumpahkan darah, dan kami, kami bertasbih dengan puji-Mu dan kami sucikan bagi-Mu. Dia berfirman, ”Sungguh Aku, Aku lebih tahu apa yang kalian tidak tahu”.
Wa 'idz : Kita ingat cerita-cerita dalam al Qur’an untuk diambil pelajaran.
Qooluu : Kita mengadakan dialog dalam bermusyawarah, sebagaimana Allah berdialog dengan malaikat ketika mau menciptakan kholifah di bumi.
Robbuka : 1. Meskipun kita jadi pemimpin, kita tetap berdialog dengan bawahan. Sebab, Tuhan yang menciptakan malaikat berdialog dengan  malaikat ciptaan-Nya. 2. Kita yakini bahwa ini benar-benar firman Allah.
Lilmalaaikati : Yang mempunyai keterkaitan dengan sesuatu, maka kita ajak dialog atau musyawarah urusan sesutu itu, sebagaimana malaikat diajak dialog tentang penciptaan manusia di bumi. Karena malaikat pernah dijadikan pengaman penghuni bumi yaitu banuljan (anak cucu jin)
Innii jaa’ilun : Kita komunikasikan rencana kita walaupun sudah pasti dan tidak bisa dihalangi. Sebagaimana Allah yang pasti akan menjadikan khalifah di bumi, tetap mengkomunikasikan pada para malaikat, meskipun andai saja malaikat tidak setuju, maka Dzat yang menjadikan sudah pasti menjadikan.
Fii al ardli : 1. Karena di bumi kita diciptakan Allah, maka kita hindari merasa takut kekurangan urusan dunia. Sebab Allah sudah menyesuaikan bumi untuk kebutuhan  manusia dari segi udara, tanaman, air, dan sebagainya. 2. Kita sadari selama di bumi saja kita menjadi pemimpin.
Kholiifatan : Kita sadari bahwa Allah menciptakan manusia di bumi sebagai kholifah atau pemimpin. Oleh karena itu, kita melaksanakan kehendak Allah atau sifat Allah di bumi, antara lain : sifat selalu mengasihi atau sangat mengasihi. Misalnya : suka memberi makan, dan sebagainya.
Qooluu : Kita sampaikan pendapat disertai bukti.
A taj’aluu.. :  Kita mengajar dengan materi yang sudah diketahui murid saja, sebagaimana malaikat yang berdialog dengan Allah tentang sesuatu yang sudah diketahui malaikat.
Man yufsidu …: 1. Kita hindari menjadi perusak dan menghindari perbuatan yang mengakibatkan terjadi kerusakan sekecil apapun di bumi, sebagaimana yang dikhawatirkan para malaikat. 2. Kita waspada terhadap perbuatan yang mengakibatkan kerusakan. Misalnya : mencoret-coret meja, dan sebagainya.
Wa yasfiku addimaa’a : 1. Kita waspada terhadap perbuatan yang mengakibatkan terjadi penumpahan darah sekecil apapun. Misalnya: menggunjing,berprasangka buruk, menyakiti, dan sebagainya.
…nusabbihu..: 1. Kita mencontoh malaikat yang sopan dalam menyampaikan pendapat yaitu diakhiri dengan mengagungkan Allah. 2. Kita mencontoh malaikat yang selalu bertasbih dalam keadaan apapun. 3. Kita yakini bahwa pujian hanya milik Allah. 4. Kita selalu memuji Allah dalam keadaan apapun.
Wa nuqoddisu laka : 1. Kita bicara dengan menggunakan akhlak sebagaimana malaikat berbahasa memulyakan saat menyampaikan pendapat. 2. Kita selalu berusaha mensucikan Allah dalam keadaan apapun. 3. Kita sucikan hati kita dengan ingat Allah. 4. Kita hanya berorientasi pada Allah saja. Sehingga kita tidak peduli dicela atau  dipuji oleh manusia. 5. Kita limpahkan sanjungan hanya pada Allah.
Qooluu : Kita merespon usulan sebagaimana Allah merespon usulan malaikat.
Innii a’lamu : Kita serahkan keputusan pada ahli ilmu, bukan pada banyaknya orang, sebagaimana malaikat yang jumlahnya banyak tapi tidak bisa memutuskan perkara.
Laa ta’lamuuna : 1. Kita menyadari bahwa sangat banyak yang tidak kita ketahui. 2. Kita nyatakan tidak mengerti apa-apa di hadapan Allah. 3. Kita merasa bodoh dihadapan Allah, sehingga kita selalu memohon petunjuk pada Allah . 4. Kita menolak usulan disertai alasan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Konata Izumi Dancing
*
A
D
U
H
*
m
o
c
-
t
o
p
s
g
o
l
b
-
2
a
d
u
h
a
i
l